Rakyatmerdeka.co – News, Jakarta – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rikwanto mengatakan, sebanyak 17 perwakilan peserta demo menemui perwakilan Polri untuk menyampaikan tuntutan.
Setidaknya ada lima poin yang ingin disampaikan dalam audiensi selama satu jam itu.
“Mereka minta supaya Polda Jawa Barat jangan ada pembiaran indikasi adanya organisasi masyarakat yang melakukan tindakan anarkistis,”ucap Rikwanto.
Tuntutan ini merujuk pada bentrok antara FPI dan GMBI di bandung, Jawa Barat, pada pekan lalu.
Rikwanto mengatakan, perwakilan pengunjuk rasa itu menduga adanya pelanggaran hukum oleh GMBI, tetapi dibiarkan oleh petugas.
Perwakilan itu juga menilai polisi pilih kasih terhadap laporan yang diterima.
“Diharapkan Polri dapat bekerja profesional dan tidak berpolitik karena menduga Polri hari-hari ini seperti berpolitik,”ucap Rikwanto.
Perwakilan organisasi masyarakat itu juga menyayangkan bentrok yang terjadi antara FPI dan GMBI terjadi setelah pemeriksaan pemimpin FPI Rizieq Shibab di Mapolda Jawa Barat.
Mere juga meminta supaya Kapolda Irjen Anton Charliyan dicopot dari jabatannya. Selain itu, Polri diminta berhati-hati dengan indikasi bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Polri juga mesti paham adanya ancaman dari PKI agar bisa memilah-milah di lapangan,”ucap Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, aspirasi itu juga disampaikan dalam bentuk tertulis berserta video rekaman.
Polri, ucap dia, menyambut positif tuntutan mereka. Dia memastikan Polri bakal menindaklanjuti laporan itu.
“Kami bakal lakukan pendalaman informasi itu. Butuh waktu dan ada mekanisme tersendiri,”ucap Rikwanto.